May 31, 2012

FIM – 29 April 2012 - #manakaraktermu

            Untuk tahu karakter seseorang beri dia jabatan. Bendera merah putih ini belum ada apa-apanya kalau rakyat tidak mempunyai karakter. Pimpinan itu hanya menyangkut jabatan, tapi pemimpin itu bisa mempersiapkan ke depannya seperti apa. 

Masa depan itu terletak di mana? Kalau kamu mengalami kesulitan di kampus, saya juga menghadapinya setiap hari. Tapi bagaimana kita bertahan dari kesulitan-kesulitan ini. Pernah membaca keuntungan Freeport? 8.500 triliun di tahun 2010. Royalti untuk Indonesia cuma 1%. Dari 1% ini hanya 20 triliun masuk kas. 60 triliun menguap di udara. Apakah ini masa depan kita? 

Bicara karakter itu bicara kebenaran. Tanggung jawab pada jabatan akan selesai., tapi tanggung jawab untuk negara tidak pernah selesai. Pada waktu membangun rumah, suatu saat itu akan selesai. Tapi membangun rumah tangga tidak pernah selesai. Perilaku harus dididik dari sekarang. Kalau hari ini anda bisa jujur, besok belum tentu. Misal hari ini saya disogok 2 juta dan saya menolak, belum tentu saya tidak goyah ketika disogok 2 milliar. Belum tentu...

Ada fakta iblis:
“Ya Tuhan saya ingin pensiun saja karena saya tugas saya diambil alih oleh pejabat. “

Memberi 10000 pada tukang parkir tidak ikhlas,  tapi untuk jajan ringan saja. Padahal ketika kita memberi pada tukang parkir, ia mendoakan kita dan keluarga kita dan menjadikannya lebih ikhlas dalam bekerja. Minimarket itu alat penghancur ekonomi paling strategis. Entah dari harganya, desainnya, dan penataannya. Tidak ada warung kecil yang bisa bertahan lama daripada minimarket.  

Ketika Soekarno masih hidup, 60 ribu terbaik Indonesia disembelih. Ketika Nagasaki Hiroshima dibom, yang diselamatkan adalah para guru-gurunya. Mereka sadar bahwa yang yang menjadi kunci untuk membangun bangsa kembali adalah karakternya.

Kata-kata Ki hajar dewantoro sekarangsudah berbeda. Tut wuri ngerogohi, ing madyo ngangkut bondo, ing ngarso ngapusi. Di belakang minta, di tengah korupsi, di belakang membodohi. Ketika rakyat ingin berpendapat maka wakil rakyat bilang sudah saya wakili, ketika rakyat ingin kaya mereka pun bilang sudah saya wakili. Inilah Indonesia.

Membunuh 1 orang disebut kriminal, membunuh 1000 disebut orang politik, membunuh 1 juta orang mengurangi disebut mengurangi statistik! Bagaimana supaya kita aman?

Ada 2 K untuk memperbaiki kualitas manusia: kompetensi dan karakter. Mendiknas mempromosikan tentang pendidikan karakter, menurut saya, harusnya: pendidikan kompetensi berbasis karakter. Jadi meningkatkan karakter bukan berarti mengesampingkan kompetensi. Doktor ekonomi yang tidak berkarakter tidak bisa membedakan investasi di Indonesia dengan investasi untuk Indonesia. Bekerjalah di asing, bukan untuk asing. Karena mereka, perusahaan-perusahaan asing ini, bekerja di Indonesia dan bukan untuk Indonesia.

 Ada 2 K untuk meningkatkan kompetensi: kapasitas dan kapabilitas. Makelar kapasitasnya bagus, ngomongnya bagus, tapi kapabilitasnya enggak. Karakter intinya akhlak, segala sifat baik untuk menjalankan diri sendiri. Maka dari OB sampai presiden harus menjalankan tanggung jawab. Misal Presiden semunggu sekali menyapu bersama OB apa SBY didemo Karen apa? Tidak, karena presiden sudah memahami profesi OB, dan menjalankan tugasnya.

            Pemimpin tidak harus seorang doktor, tapi ia harus tahu ke mana arah bangsa ini. Pemimpin harus melahirkan pemimpin, bukan pasukan. Karena pemimpin adalah problem solver. Kalau pemimpin hanya melahirkan pasukan, maka dia akan capek. Kenapa? Karena ia harus bekerja dan berfikir sendiri.

       Berapapun tinggi jabatan dan apapun profesinya harus punya karakter. Kalau pemimpin punya 3 hal tadi, maka akan jadi pemimpin yang baik. Kompetensi tanpa karakter itu merusakkan. Kompetensi itu adalah kulit, penmapilan bisa berubah, tapi karakter tidak. Anda baik tapi tidak cerdas, maka anda bisa didzalimi orang.

              Confucius: tidak pernah muncul batang yang baik dari akar yang rusak. Tidak akan muncul bangsa yang baik kalau karakternya belum baik.

Kompetensi membuat anda professional tapi karakter membuat anda dewasa.

Apa beda ambisi dan visi? Ambisi pribadi, visi menyangkut orang lain. Harus ada sentuhan dengan orang lain, harus berhubungan dengan orang lain. Apa beda bisnis dan ekonomi? Bisnis untuk pribadi, sementara ekonomi untuk orang lain.
Kedudukan bersifat sementara dan tanggung jawab bersifat selamanya.
Meniti karakter adalah harus melewati sepenjang usia yang kita lalui. Jangan pernah curang sekalipun. Kompetensi ibarat menidirikan tangga, apakah kompetensi bersandar di tempat yang benar.

0 komenkomen:

Post a Comment

Wow.. I love comments! you just made my day! Thanks