Untuk
tahu karakter seseorang beri dia jabatan. Bendera merah putih ini belum ada
apa-apanya kalau rakyat tidak mempunyai karakter. Pimpinan itu hanya menyangkut
jabatan, tapi pemimpin itu bisa mempersiapkan ke depannya seperti apa.
Masa depan
itu terletak di mana? Kalau kamu mengalami kesulitan di kampus, saya juga
menghadapinya setiap hari. Tapi bagaimana kita bertahan dari kesulitan-kesulitan
ini. Pernah membaca keuntungan Freeport? 8.500 triliun di tahun 2010. Royalti untuk
Indonesia cuma 1%. Dari 1% ini hanya 20 triliun masuk kas. 60 triliun menguap
di udara. Apakah ini masa depan kita?
Bicara
karakter itu bicara kebenaran. Tanggung jawab pada jabatan akan selesai., tapi
tanggung jawab untuk negara tidak pernah selesai. Pada waktu membangun rumah, suatu
saat itu akan selesai. Tapi membangun rumah tangga tidak pernah selesai. Perilaku
harus dididik dari sekarang. Kalau hari ini anda bisa jujur, besok belum tentu.
Misal hari ini saya disogok 2 juta dan saya menolak, belum tentu saya tidak
goyah ketika disogok 2 milliar. Belum tentu...
Ada fakta
iblis:
“Ya Tuhan saya ingin pensiun saja karena saya
tugas saya diambil alih oleh pejabat. “
Memberi 10000 pada tukang parkir tidak
ikhlas, tapi untuk jajan ringan saja. Padahal
ketika kita memberi pada tukang parkir, ia mendoakan kita dan keluarga kita dan
menjadikannya lebih ikhlas dalam bekerja. Minimarket itu alat penghancur
ekonomi paling strategis. Entah dari harganya, desainnya, dan penataannya.
Tidak ada warung kecil yang bisa bertahan lama daripada minimarket.
Ketika Soekarno
masih hidup, 60 ribu terbaik Indonesia disembelih. Ketika Nagasaki Hiroshima
dibom, yang diselamatkan adalah para guru-gurunya. Mereka sadar bahwa yang yang
menjadi kunci untuk membangun bangsa kembali adalah karakternya.
Kata-kata Ki
hajar dewantoro sekarangsudah berbeda. Tut wuri ngerogohi, ing madyo ngangkut
bondo, ing ngarso ngapusi. Di belakang minta, di tengah korupsi, di belakang
membodohi. Ketika rakyat ingin berpendapat maka wakil rakyat bilang sudah saya
wakili, ketika rakyat ingin kaya mereka pun bilang sudah saya wakili. Inilah
Indonesia.
Membunuh 1
orang disebut kriminal, membunuh 1000 disebut orang politik, membunuh 1 juta orang
mengurangi disebut mengurangi statistik! Bagaimana supaya kita aman?
Ada 2 K
untuk memperbaiki kualitas manusia: kompetensi dan karakter. Mendiknas mempromosikan
tentang pendidikan karakter, menurut saya, harusnya: pendidikan kompetensi
berbasis karakter. Jadi meningkatkan karakter bukan berarti mengesampingkan
kompetensi. Doktor ekonomi yang tidak berkarakter tidak bisa membedakan
investasi di Indonesia dengan investasi untuk Indonesia. Bekerjalah di asing,
bukan untuk asing. Karena mereka, perusahaan-perusahaan asing ini, bekerja di
Indonesia dan bukan untuk Indonesia.
Ada 2 K
untuk meningkatkan kompetensi: kapasitas dan kapabilitas. Makelar kapasitasnya
bagus, ngomongnya bagus, tapi kapabilitasnya enggak. Karakter intinya akhlak,
segala sifat baik untuk menjalankan diri sendiri. Maka dari OB sampai presiden
harus menjalankan tanggung jawab. Misal Presiden semunggu sekali menyapu
bersama OB apa SBY didemo Karen apa? Tidak, karena presiden sudah memahami profesi
OB, dan menjalankan tugasnya.
Pemimpin tidak harus seorang doktor, tapi ia
harus tahu ke mana arah bangsa ini. Pemimpin harus melahirkan pemimpin, bukan
pasukan. Karena pemimpin adalah problem
solver. Kalau pemimpin hanya melahirkan pasukan, maka dia akan capek.
Kenapa? Karena ia harus bekerja dan berfikir sendiri.
Berapapun tinggi jabatan dan apapun
profesinya harus punya karakter. Kalau pemimpin punya 3 hal tadi, maka akan
jadi pemimpin yang baik. Kompetensi tanpa karakter itu merusakkan. Kompetensi
itu adalah kulit, penmapilan bisa berubah, tapi karakter tidak. Anda baik tapi
tidak cerdas, maka anda bisa didzalimi orang.
Confucius: tidak pernah muncul batang yang
baik dari akar yang rusak. Tidak akan muncul bangsa yang baik kalau karakternya
belum baik.
Kompetensi
membuat anda professional tapi karakter membuat anda dewasa.
Apa beda
ambisi dan visi? Ambisi pribadi, visi menyangkut orang lain. Harus ada sentuhan
dengan orang lain, harus berhubungan dengan orang lain. Apa beda bisnis dan
ekonomi? Bisnis untuk pribadi, sementara ekonomi untuk orang lain.
Kedudukan bersifat sementara dan tanggung
jawab bersifat selamanya.
Meniti karakter adalah harus melewati sepenjang
usia yang kita lalui. Jangan pernah curang sekalipun. Kompetensi ibarat
menidirikan tangga, apakah kompetensi bersandar di tempat yang benar.
0 komenkomen:
Post a Comment
Wow.. I love comments! you just made my day! Thanks