July 12, 2011

menulis dengan jujur

Bertahun-tahun sudah saya tersangkar. Kalian gak akan tahu gimana rasanya, terjeruji di lingkungan yang sama sekali gak kalian inginkan, menghardik jiwa kalian sampai hambar, bahkan lebih buruk!
Kalian gak pernah mau tahu kan tentang kepedihan ini? Menangis dalam rangkulan kedua tangan sendiri, tenggelam dalam kesedihan yang menebah hati. Kalian-kalian... jangan pernah melucuti harga diri saya lagi dengan sorot mata seperti itu, menatap dengan sinar retina yang menghina.
Saya gak peduli betapa saya akan terlihat sangat cengeng.
Se-nggak peduli apa pun saya, sedewasa apa pun harusnya saya. Tangguh mana yang sanggup bertahan? Tangguh yang mana?!
Ya, saya memang ringkih. Sungguh ringkih.
Saya... Saya gak pernah bisa melupakan seperti apa hati saya saat itu. Berteriak. Menjerit. Terguncang. Menangis tanpa suara. Saya ingin tahu di mana letak nurani kalian?
Hhh, kumpulan pecundang itu?! Tentu aja nggak! Kalian gak pernah berhenti, gak pernah terketuk dan menangisi hati.
Kenapa harus saya? Kenapa kalian berlaku gak adil??
Bolehkah saya membenci kalian?
Hah, untuk apa? Bahkan kalian gak lebih penting dari tumpukan daging yang 'membusuk' yang pantas untuk saya hiraukan! Terlebih lagi, luka ini sudah mengering, namun membekas.

0 komenkomen:

Post a Comment

Wow.. I love comments! you just made my day! Thanks