July 30, 2011

unspoken feeling

saya akan sedikit bercerita tentang suatu kejadian yang membuat saya terharu..

sebelum keberangkatan kami sekeluarga ke solo, adik saya, Dias Noor Muharris, diberi uang sebesar 200 ribu rupiah oleh mama. fyi ade saya suka banget kalau dikasih uang (manusiawi), meski dia baru berusia 7 tahun.
lalu, kira-kira lima menit kemudian, dia pergi menghampiri saya dan menyodorkan uang sebesar 100 ribu yang diperolehnya dari mama, dia bilang...

"Mba Santi kan mau pelgi jauh, ini Dias kasih uang untuk mba Santi. untuk beli sepatu, untuk beli baju, untuk beli keludung, untuk beli apa aja telselah mba santi. cukup gak? kalau gak cukup, ntal yang selatus libu punya Dias, Dias kasih juga buat mba santi...."

bisa dibayangkan bagaimana terharunya saya, mendengar suaranya yang cadel, ekspresinya yang polos, perhatiannya, kasih sayangnya, semuanya...
spontan, saya langsung memeluk dia erat.. saya menangis di pelukannya.. lalu dia tiba-tiba pergi ke kamarnya, dan kemudian kembali lagi dengan membawa boneka pisang kesayangannya yang selalu menemani dia tidur.. dia bilang...

"Mba Santi, ini bonekanya buat mba Santi aja. bial mba Santi bisa peluk kalau lagi kangen sama Dias."

tersungging senyum tulus di bibirnya.. senyum lucu khas anak-anak yang justru malah membuat air mata saya makin mengalir deras..


I'll always keep it inside :')

yeah.. I admit it.
I love my brother, the only one brother I had, such a big love too big for this small world. Growing up with him has been an experience I'll never forget. We did everything together. I hold those memories very dear :')))))

0 komenkomen:

Post a Comment

Wow.. I love comments! you just made my day! Thanks