April 2, 2013

HARI 1 - RAPIMNAS FSLDK ke 1

Selepas subuh, kami bersegera menuju kamar masing-masing. Satu kamar akhwat dihuni oleh sekitar 15 orang yang berasal dari berbagai daerah: Nusa Tenggara, Banten, Bali, Bogor, Solo, Jadebek, Kalimantan, dan Sulawesi. Alhamdulillah, sarana efektif untuk memperluas jaringan dan menimba ilmu lebih banyak. Seharian berbincang dengan mereka rasanya seperti masih sangat sangat kurang. Tiap detiknya adalah sebuah pembelajaran yang begitu berharga. Hingga ingin sekali saya membunuh rasa kantuk yang ada karena tak ingin kehilangan kesempatan langka seperti ini. Ya, sekarang saya tahu, when we do the best that we can, we never know what miracle is wrought in our life, or in the life of another, -like me…


29 Maret 2013. Sembari berjalan pelan, saya menikmati film gubahan imajinasi saya yang sedang tayang dalam pikiran. Pagi ini begitu sejuk. Mentari tampak tersipu di balik awan yang sedikit pekat, angin pun membawa nada sepoi-sepoi yang membuat hari sangat indah untuk dinikmati. Saya mencoba mengamati raut wajah asing teman-teman ADK yang lain. Mereka tampak sangat antusias mengikuti kegiatan ini, meski saat itu saya juga belum mengetahui pasti alasan mereka antusias. Satu hal yang terbersit ketika saya berjalan berkeliling taman kampus ini, inspirasi itu ada di mana-mana, yang perlu kita lakukan adalah mencari dan menyerapnya. Kunci sukses hidup pun sebenarnya juga sederhana, menginspirasi dan diinspirasi.


Ya, sebelum menuju ke Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, kami sempat diajak untuk berkeliling di sekitar –saya menyebutnya- Taman Kampus. Langkah saya tertata ketika memasuki almamater yang berbeda, saya berjalan perlahan memperhatikan lingkungan sekitar taman ini. “Keren!”.. ujar saya spontan dalam hati ketika turun dari bus kampus. Terdapat sebuah kolam yang begitu besar, yang di dalamnya hidup ratusan atau mungkin ribuan ikan-ikan mas dengan berbagai ukuran, mulai dari yang ukurannya setengah telapak tangan saya hingga ada yang terbesar yang saya lihat, ukurannya sebesar paha orang dewasa. Di tengah-tengah kolam itu terdapat sebuah jembatan yang seakan-akan membagi kolam menjadi 2 bagian. Di sekeliling kolam tampak beragam aktivitas dilakukan: anak-anak berlari-lari, para ibu muda yang menemani anak-anaknya, penjual pakan ikan, dan para remaja yang tak ingin ketinggalan mengabadikan gambar diri mereka. 


Saya lanjutkan langkah kaki saya, terus, hingga saya berada di tengah-tengah jembatan, di tengah-tengah kolam. Saya perhatikan bangunan jembatan ini. Tidak ada yang luar biasa. Hanya saja ada puluhan coretan tangan di jembatan ini. Saya coba baca satu persatu, sembari melintasi jembatan tempat orang-orang lalu lalang dan saya yakin tempat ini telah menjadi meeting point yang strategis di taman ini, hingga doa-doa banyak orang berhilir di jembatan ini, terekam dalam coretan tangan mereka. Harapan dan doa khas anak muda masa kini yang belum mengenal tarbiyah… maka, itulah salah satu tugas rumah kita.




Tibalah kami di GRAHA-BIK Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Saya dapati panitia-panitia berwajah cerah, sungguh menyejukkan. Mereka tampak bersemangat menyambut para peserta yang datang satu per satu. Mereka seakan mendapatkan energi tambahan dari kehadiran peserta yang luar biasa ini. Dan saya hanya mencermati serta menikmati iringan salam persaudaraan penuh makna ini dengan baik, semua tersenyum dan berpenampilan sebaik mungkin. Memasuki tempat ini, mengikuti keberjalanan acara ini seakan memasuki ruang inspirasi, karena inspirasi ada di mana-mana, yang perlu kita lakukan hanya melihat, membaca, memahami, dan menikmatinya. Dan 3 hari saya di sini telah memberikan sebuah nuansa positif. Buat mereka berbagi adalah sebuah kemuliaan ketimbang hanya memperkaya diri.


Saya takjub, bukan main bahagianya ketika kebaikan ditebar di mana-mana. Ketika sebuah LDK mampu bersinergi dengan UKM-UKM lainnya. Tampak jelas dari packaging acara ini. Sambutan hangat dari pihak rektorat, sambutan hangat juga datang dari perwakilan pemerintah daerah Kota Surabaya, penampilan kontemporer karawitan, poem art, dan lainnya. Apakah UNAIR sudah masuk level kampus madani kah?? :)


Kaki saya melanjutkan pijakannya ke arah aula utama, undakan tangga-tangga itu saya langkahi perlahan. Saya berpikir, adakah kejutan baru lagi yang akan saya temui di sini? Sebegitu lekas berlalunya perubahan yang ada, kampus bukan hanya sebgai tempat untuk memuja intelektualitas, namun juga sebagai ruang untuk merendahkan diri di hadapan-Nya. Semakin menjulangnya ilmu maka akan semakin kuat ketaqwaan seseorang, itulah fitrah yang seharusnya terjadi.



Seminar jurnalistik oleh Jusman Dalle.

“Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam (alat tulis).” Al-Alaq: 4
“Saya lebih takut terhadap pena seorang penulis, ketimbang 1000 bedil tentara musuh.” (Napoleon Bonaparte)


Jurnalistik. Opini negatif terhadap jurnalistik buat saya memang semakin tidak terbendung. Kebebasan semu. Penjajahan baru di jagat media. Ketika pelembagaan penyiaran publik dan komunitas sedemikian rupa dimandulkan, ketika kebijakan publik hanya menjadi sumber legitimasi media sebagai institusi bisnis, ranah media tetap tidak kondusif bagi pembentukan public civility.


Namun, bukan itu poin utamanya. Tapi bagaimana seorang Jusman Dalle ini bergerak untuk mengajak, kembali membangkitkan semangat menulis para kaum muda, pemuda ISLAM. Karena kini adalah era mempengaruhi melalui opini. Karena siapa yang memegang media saat ini, maka dialah yang memegang parlemen kekuasaan, karena medialah yang memegang palu keadilan.


Kawan, untukmu yang merasa resah dan merasa tidak dapat menulis, tidak memiliki bakat untuk menulis, maka ingatlah pesan ini baik-baik kawan. Perubahan itu dimulai dari sesuatu yang kecil, dimulai dari sesuatu yang tak terlihat. Laiknya partikel-partikel atom yang membentuk gugusan-gugusan kemudian membentuk galaksi yang tak terhingga jumlahnya, seperti unsur-unsur pada bebatuan yang mengisi bintang, dan seperti butiran bola api yang menyelimuti sang surya. Semua bermula dari sesuatu yang kecil bahkan tak terlihat, namun kemudian terbentuklah sesuatu yang sangat tampak dan begitu terasa. Begitu pula menulis, serpihan-serpihan ide-ide kecilmu, yang kemudian kau tulis, sedikit demi sedikit, pelan-pelan, namun konsisten, adalah tindakan yang sangat berharga untuk mengakumulasikan potensi kebaikan yang ada dalam diri, bisa jadi  kemudian akan menjadi sebuah perubahan tingkah laku dan pola hidup dari setiap individu. Dan bila saja semua kader melakukan hal sederhana ini, menuliskan setiap ide-idenya, meski itu hanya secuil saja, maka perubahan besar akan tampak di kemudian hari. Buat saya sendiri, menulis itu bukan sekedar menyampaikan gagasan, namun mengekspresikan perasaan.


Dan lihatlah Jusman Dalle. Keberhasilan menembus media yang kini berhasil ia raih tentu saja bukanlah hasil dari kerja-kerja yang instan. Butuh waktu 2 tahun lebih dengan ratusan percobaan. Gagal, gagal, gagal, dan gagal menembus media terus menerus ia rasakan sebelum akhirnya kini ia bisa dengan mudah menerbitkan tulisannya di media-media nasional. Dan lihatlah Edison, dari 1000 kali percobaan, dia gagal membuat lampu pijar sebanyak 999 kali. Tapi, apa katanya??? ‘Aku tidak melakukan kesalahan, aku hanya berhasil menemukan 999 cara yang salah,’ itulah prinsip dasar optimisme. Dibutuhkan sebuah langkah kecil untuk membuat sebuah lompatan besar.
It begins with one small step to make a giant leap.




bersambung…

0 komenkomen:

Post a Comment

Wow.. I love comments! you just made my day! Thanks