November 2, 2013

bebas

Menggantung langit yang mempunyai jutaan butiran air, yang karena itu mengalirkan hujan

yang karenanya sinar surya dibiaskan merupa bianglala yang kuat membusur dalam pigura semesta

tangan Tuhan sengaja mendesain tiap mili nya, menata sudut-sudut sinar dibelokkan

membuat warna-warnanya tergradasi dengan sempurna. Cantik. Indah.

Menjadikan satu pangkalnya berhulu pada ambisi ingin tahu dan ujungnya yang lain bermuara di perasaan takjub.

Memang tidak semegah aurora

yang menjadikan ionosfer di langit utara dan selatan bumi agung dengan harmoni sejuta warna

menjadikan cemburu khatulistiwa

dia digelar Tuhan di tembok-tembok langit

dan dengan selaksa senyum, anggun membentang seakan tahu bahwa dirinya rupawan.

Menjadikan hati penduduk suku Inuit di hamparan utara bumi dilimpahi takjub tak terperi.

Kemudian melayang jatuh menggores sapuan warna.

Ketika yang lain mungkin tenggelam dalam mitologi kabur tentang aurora.

Membahagiakan tentu, layaknya menangkap titik cahaya gemintang.

Namun kini kita bercengkrama tentang butiran bening di atas sana

butiran-butiran bening yang akan mengguyur bumi sebagai hujan.


"Dialah yang menjadikan bumi ini untuk kamu sebagai hamparan, dan langit (serta segala isinya) sebagai bangunan (yang dibina dengan kukuhnya); dan diturunkanNya air hujan dari langit, lalu dikeluarkanNya dengan air itu berjenis-jenis buah-buahan yang menjadi rezeki bagi kamu; maka janganlah kamu mengadakan bagi Allah, sebarang sekutu, padahal kamu semua mengetahui (bahwa Allah ialah Tuhan Yang Maha Esa)." 
(Al-Baqarah: 22)


Aku bahagia menunggu ketika angin mengiringi awan hingga melahirkan apa yang dikandungnya.

Saat itu jutaan kubik cairan bening dari atas sana turun.

Saat itulah gelisahku, sedihku, khawatirku, lukaku seperti terusap 

tak langsung lenyap tentu

tapi paling tidak ketika itu hujan menyulapnya dengan selangsa kesejukan entah seperti apa.

Saat menyusuri bahu jalan di naungan hujan, aku akan terlena dalam euphoria masa kecilku

terngiang saat bersama kawan sebaya, aku berlari antusias di bawah guyurannya

entah untuk mengejar apa.

Tersenyum terus menerus.

Tertawa terbahak hingga mengalahkan derasnya hujan

tanpa tahu sedang mentertawakan apa.

Berceloteh samar dengan suara teredam

karena gelombang suara kami terpaksa menyerah kalah dengan aubade air yang kokoh.

Meloncat-loncat kegirangan menantang air yang menukik layaknya anak panah membidik kami.

Tanpa pernah peduli kami akan terluka, akan terjatuh, akan tersakiti, akan kotor, atau apapun
dan konsekuensi akan dimarahi orang tua kami, membahagiakan.

Dan akhirnya, aku jadi seperti katak.

“… dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu dengan (hujan) itu dan menghilangkan gangguan-gangguan setan dari dirimu dan untuk menguatkan hatimu serta memperteguh telapak kakimu”
(Al-Anfaal 8:11)

Ketika menyusuri bahu trotoar, aku merasa lebih diawasi

merasa lebih dilindungi, lebih dari hari-hari lainnya

dan tak tahu seperti apa, namun aku merasa lebih muda dari sebenarnya.

Merasakan semuanya menjadi lebih menyenangkan, lebih menentramkan.

Merasakan semuanya di sekitarku bergerak pelan berevolusi menjadi format slow motion yang menguasaiku

Merasakan bahwa rintikan-rintikan ketika itu sengaja jatuh buatku.

Merasakan bahwa yang lain yang hilir mudik hanyalah aktor dan aktris tambahan pada potongan scene-scene kehidupanku.

Merasakan setiap lelehannya di ruas jemariku seperti berupaya menata ritmenya untuk menyerasikannya dengan ritmeku.

Membuatku merasa berharga.

Memercayai senandung hujan terfokus pada satu bagian: hatiku. Dramatis!

Aku mencintai hujan, mencintai caranya menjadikanku kuyup, mencintai caranya menampar pipiku,
mencintai apapun ketika ia melukiskan rona bahagia, mencintai aroma tanah basah yang ia ciptakan, mencintai setiap masa ketika ia menjadikan kepalaku pening, mencintai apapun...

Aku mencintai tetesan-tetesan itu, karena darinya Tuhan menumbuhkan, menghidupkan, menyucikan, melindungi, mengokohkan, meneguhkan...

Karena gemericiknya itu indah...

Karena seiring dengan derasnya hujan, akan ada doa-doa yang terkabulkan...

0 komenkomen:

Post a Comment

Wow.. I love comments! you just made my day! Thanks