Aku lupa kapan pertama kalinya hadir senyuman di wajahku ini
namun ibu mengingatnya
ibu melukis senyum itu di dahinya
aku lupa seperti apa kedua kaki ini mampu berkejaran menyusulnya
namun ibu mengingatnya
ibu merekam setiap langkah-langkahku yang perlahan kuatur
aku lupa kapan pertama kalinya aku berhasil menyuap makan siangku sendiri
namun ibu mengingatnya
ibu kehilangan kesukaannya ketika itu
aku lupa kapan pertama kalinya kulantunkan Al-Ikhlas dengan fasih
namun ibu mengingatnya
ibu merekam bunyi-bunyian lucu lidahku yang terdengar patah-patah di benaknya
aku lupa seperti apa girangnya aku ketika menerima rapor pertama
namun ibu mengingatnya
ibu menggenggam kuat lencana kebanggan dan haru di jiwanya
aku lupa kapan pertama kalinya aku terjatuh ketika belajar naik sepeda
namun ibu mengingatnya
ibu merekam jelas seperti apa khawatir dan resah mengaduk hatinya ketika itu
Dan ibu, terima kasih untuk semua itu
Tapi aneh...
ibu lupa dengan taruhan jiwanya ia membayarku
dan akupun sering lalai
ibu lupa ia seringkali teramat letih menjagaku sepanjang hari
dan akupun sering lalai
ibu lupa ketika ia seringkali menghadiahkanku senyuman-senyuman menyejukkan
dan akupun sering lalai
ibu pun lupa saat-saat ketika aku mengabaikan nasihatnya
dan aku pun sering lalai
dan, ibu... mungkin maafku tak akan pernah cukup untuk semua itu
ibu...
ibu...
ibu...
ibu, dirimu adalah keajaiban, terima kasih untuk semua kesahajaanmu yang telah
memperkenalkanku dengan Pemilik Jiwa di Arsy sana, Maha Suci Allah yang telah
mengirimkan malaikat, yang sebagian besar impian di hidupnya adalah
mencintaiku, terima kasih telah begitu mencintaiku, dan cinta adalah cinta karena
ia tulus mengalir, cintamu seperti itu ibu..
ibu, tegarnya dirimu... lebih dari yang orang-orang pikirkan.. lebih dari yang aku bayangkan..
... dan aku jadi malu
November 16, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komenkomen:
Post a Comment
Wow.. I love comments! you just made my day! Thanks