January 29, 2014

full of emotion -part 3-

Sejak saat itu, setiap harinya saya mengirim email ke Ivan, saya tanyakan IL saya.. Saya bingung. Lagi-lagi saya harus merasakan pahit. Saya terus menghubungi Ivan, melalui skype, facebook, twitter, email tentu saja, bahkan saya berusaha untuk mendapatkan nomor handphone dia. Saya berhasil dapatkan. Saya hubungi dia. Tidak ada jawaban. Atau mungkin failed. Ah entahlah... 

Saya benar-benar putus asa.. Saya sudah tidak lagi dibookingkan tiket. Tapi benar-benar sudah dibelikan tiket. Sudah dibayar. Sementara Ivan belum membalas email saya.

Waktu terus berjalan. Saya lakukan segala usaha yang bisa saya lakukan untuk mendapatkan IL saya. Nihil. 

Finally...

14 Januari 2014 (H -2)
Ivan: I was told that IL will be ready 21-23 of January.
Why did you book flight tickets without visa? In TN form it is written: Don't book tickets without visa, otherwise you have risk to lose your money, that won't be refund by our committee.

AGGRAVATING RESPONSE EVER!!!
Apa ini? Dia tidak pernah bilang ke saya bahwa IL saya akan ready pada tanggal itu! Di tanggal 2 Januari dia sudah bilang IL saya sudah siap. Di kedubes. Apa dia lupa??? Lose my money??? Ini bahkan bukan uang saya, hei! Ini uang negara! Saya berangkat atas kepercayaan orang banyak!! 

Saya benar-benar kesal saat itu.. Spontan saya menjadi sangat arogan. Tapi saya redam. Salah satu misi saya di sini adalah menjalin persahabatan. Maka saya gak mungkin membalas api dengan api. Saya tenangkan diri saya. Kemudian saya balas saat itu juga.

Saya: I'm sorry but I never know that you've already inform me that my IL will be ready approximately 21-23 of Jan... You've told me one day in the past that my IL is ready in Russian embassy at Jakarta.... And I was surprised about this case :)
Do you remember it?
But it's okay...
I'll change the flight schedule :) 

Saya mengalah. Saya berpikir keras. Sudah otomatis saya harus mengganti jadwal keberangkatan saya. Ya Rabb, sulit rasanya untuk mengatakan pada orang tua saya. Orang tua saya sudah berkorban banyak. Saat itu, di hari itu, segalanya sudah siap di kamar saya, peralatan musim dingin seperti jaket, kaus kaki wol, syal, topi, sarung tangan, longjhon, dll. Juga segala perlengkapan saya untuk di sana. Obat-obatan, vitamin, suplemen makanan, saus, sambal, kecap, peralatan BBD, segalanya. Bahkan makanan dan minuman yang sudah dipersiapkan selama saya di perjalanan. Semuanya sudah mama saya siapkan dalam koper. Segalanya sudah benar-benar tertata rapi. Allahu akbar. Berapa juta yang sudah keluar.. Seakan semuanya benar-benar gelap.. Saya menangis.
Lantas apa yang akan terjadi selanjutnya jika harus mengganti jadwal penerbangan? Saya bayangkan. Ketika saya me-re-issued tiket saya dari jakarta solo saja itu harus membayar charge yang nilainya seperti membeli tiket yang baru. Saya benar-benar bingung saat itu. Orang tua pun berpikir keras untuk itu. Allah.. bantu hamba.

Saya buka email saya. Saya buka kembali bookingan tiket yang sudah di issued. Saya cek detailnya.

Seperti ini:
Tujuan utama saya di Rusia adalah kota Tomsk. Untuk sampai di kota itu, saya harus transit di Moscow. Kemudian, saat itu, saya sudah dibelikan tiket untuk perjalanan dari Jakarta ke Moscow dan Moscow ke Jakarta dengan Etihad Airways. Lalu, untuk perjalanan dari Moscow ke Tomsk dan Tomsk ke Moscow, saya dibelikan tiket lokal Rusia yaitu Aeroflot.

Saya lihat detail harganya. Saya lihat detail tiketnya.
Pada Etihad airways tertulis: Refundable. Artinya uang dapat dikembalikan. Saya pikir, etihad ini pasti bisa diganti tanggal. Tapi pasti pakai charge. Entah berapa USD.
Pada Aeroflot tertulis: Not-Refundable. Deep sigh. Artinya uang tidak dapat dikembalikan. Saya lihat detail harganya. Kurs USD. Saya coba kurs kan dalam IDR. Kalkulator mana kalkulator.... ketak-ketik-ketak-ketik hmmmmmmm kisaran 6 Juta.

Allah.. cuma Allah yang saya ingat saat itu. Allah, dengarkan saya. 

Bismillah... saya menghubungi Mba Ipur. Saya jelaskan apa yang terjadi. Saya tanyakan pendapatnya seperti apa... Dan inilah jawaban dari Mba Ipur:
"Untuk Etihad Airways coba nanti Mba tanyakan dulu ya ke Travel nya seperti apa. Kalau memang bisa dire-issued, harus membayar berapa, jika tidak, maka berapa yang hangus. Untuk yang Aeroflot, nanti juga coba Mba tanyakan dulu ya dek seperti apa. Jadi tyas tunggu dulu ya kabar dari mba.. Oh ya Tyas, setau Mba, untuk Etihad itu memang bisa dire-issued, tapi untuk yang Aeroflot tidak. Nah tyas, jika memang Aeroflot ini nantinya hangus, maka kami tidak bisa lagi untuk membelikan Tyas tiket Aeroflot yang baru, jadi Tyas harus mengusahakannya sendiri. Dan konsekuensinya, Tyas harus mengganti uang kepada kami senilai dengan uang yang hangus tersebut....... Begini Tyas, sebenarnya kan kami juga sudah ingin membantu Tyas, tapi kami juga bekerja di bawah regulasi. Lagipula ini kan memang uang negara, dek. Jadi harus ada transparansi dan memang tidak meungkin kita bisa ngeluarin uang seenaknya. Begitu dek. Jadi untuk sekarang, ditunggu dulu ya seperti apa. Nanti mba coba bicarakan dulu dengan yang lain. Tyas berdoa ya.."

Singkat cerita.. saya menunggu jawaban. Keluarga saya benar-benar bimbang sekali saat itu. Kami berandai-andai, mengantisipasi segala sesuatu yang akan terjadi di depan. Di satu sisi, jika saya coba untuk mengcancel keberangkatan saya (menunda mimpi saya), maka saya otomatis akan membayar lebih banyak karena saya juga harus mengganti untuk etihad, dan itu yang terburuk: saya tetap harus mengganti uang dan saya tidak jadi berangkat. 

Yang kedua, jika saya tetap berangkatpun, saya masih harus tetap mengganti tiket aeroflot yang hangus tadi senilai 6 juta dan masih harus mengusahakan keberangakatan saya ke tomsk sendiri senilai 6 juta juga, berarti total 12 juta, bisa lebih... Tapi saya tetap berangkat. Itu.

Saat itu kami sekeluarga berunding. Akhirnya kami putuskan strategi untuk (yah minimal lah) meminimalisir pengeluaran kami. Seperti ini: jika worst case nya memang Aeroflot itu hangus, kami akan coba membujuk untuk menggantinya dengan boarding pass saya saja. Karena pada dasarnya mereka membutuhkan boarding pass saya sebagai laporan kepada atasan dan negara. Jika saya bisa untuk menggantinya dengan boarding pass, maka saya bisa me-save uang saya senilai 6 juta...

Malam itu.. kami hanya bisa berdoa. Saya minta doa, mohon restu dari kerabat, dosen, teman-teman, ustadzah, semuanya... Benar-benar tidak ada yang tidak terencana.. Allah siapkan segala aral ini agar saya semakin tangguh. Seberapa kuat saya berlari dengan kaki tertatih?

-bersambung- 

0 komenkomen:

Post a Comment

Wow.. I love comments! you just made my day! Thanks