January 30, 2014

full of emotion -part 5-

23 januari kembali saya pergi ke kedubes. NIHIL!

Sebenarnya kenapa bisa begini sih? Dan saya cukup kecewa dengan petugas yang ada di kedubes. Jujur. Saya katakan padanya, bahwa IL saya terlambat karena salah satu alasannya adalah upcoming event di Rusia, olimpiade sochi. Tapi mba nya kok seperti gak friendly dan yang tersirat adalah 'pihak di Rusia mu tuh nakal'... Saya bingung mana yang harus saya percaya! Saya tanyakan kepada ketua panitia di Indonesia, saya tanyakan sebenarnya ada apa? Dan dia memberikan keterangan yang sama seperti yang dilontarkan duo-Ivan itu. Saya percaya dia.

Pulang dari kedubes, saya sudah benar-benar hilang harapan. Saya tau berlebihan mungkin kedengarannya. Tapi buat saya ini benar-benar berat. Saya benar-benar merasa kesepian saat itu. Saya sempat bertanya dalam hati, ke mana 'mereka'? Seakan-akan.. Tyas, you are in the place of no-where... Gak tau harus seperti apa saya.. Menjelaskan segalanya pada orang tua, kementerian.. Lelah juga fisik saya. Mondar-mandir. Seharian. Bergumul dengan rutinitas seperti ini, di saat kondisi tubuh saya yang melemah. Semua terasa sangat kacau. You are alone. You face all the challenge alone.

Egoisnya saya.. bodoh... Husnuzhan ila Allah yas!!!
Astaghfirullah.. Astaghfirullah...

Saya istirahatkan diri, hati, dan pikiran.
Malamnya kembali saya hubungi Ivan. Kali ini tidak ada lagi emoticon senyum atau sekedar terima kasih. Saya.. marah.

24 Januari 2014
Ivan: Hello, we are still waiting :( I do not understand why is it taking so much time, honestly :(

Saya: Or maybe if I give my ticket to you, it will be very useful  to make it faster?
please Ivan do something or do you have any solutions for my visa? I've re-issued my ticket as you know. For departing flight on 30th of Jan and returning flight on 8th of March.
I have to get my IL on monday 27th of Jan. You have to do something for me because of your mistakes, Ivan.. You didn't give me information completely. This is my right, and this is your responsibility... Here I attach my tickets.

Ivan:  I'll try to do something with it 


PHP sekali bule satu ini. 
Yaa Allah, mudahkanlah yaa Allah.. Saya gak bisa berbuat banyak. Seperti itu. Hanya menghubungi Ivan. Bahkan lewat teman-temannya (baca: panitia lain). Sayangnya, panitia lain gak faham tentang dokumen seperti itu. Karena fokus kerja mereka beda-beda. Maka ketika saya tanyakan tentang IL saya pada panitia lain, mereka memberikan jawaban bassed on Ivan's info. Perfect!

Saya lihat kembali email-email dia.. Sampai-sampai saya print!
Cek. Cek. Cek.
"Now they told us that DDL for IL is 27 of January, but they will start sending them on 23 of January."

DDL? Apa tuh?
Bingung. Saya cari di Google. Keyword nya DDL... hasilnya? weirdooooo... ini kok aneh banget?? Tentang sistem informasi, IT gitu. Oke skip. Gak solutif Google ini. Atau saya mungkin yang gak kreatif memainkan keyword? Gak dong! Salah Google pokoknya.

Saya curhat ke panitia Indonesia. Dan tanya, DDL apa? Terus, akhirnya saya tau, DDL itu maksudnya DEADLINE. Oooohhh.....

Oke, saya dapat poinnya! Berarti deadline pengiriman IL tanggal 27 dong! Hari senin. Saya hitung kembali, proses pembuatan visa express 1-3 hari kerja. Alhamdulillah! Masih bisa! :)

Tapi saya masih gak sepenuhnya bahagia.. Saya kirim email lagi ke Ivan.

26 Januari 2014
Hello, any progress, Ivan? You've ever told me that DDL is 27th of January, remember? Who is person that told you about it? Ministry?

Kenapa saya bilang gitu? Saya curiga, jangan-jangan yang bilang si Ivan Titov. Karena dia juga kan tidak punya akses penuh atas IL saya. Jika yang mengatakan hal itu adalah ministry. Maka saya akan percaya, tentu saja.

Tapi tidak ada jawaban, hingga hari penentuan pun datang. 27 januari 2014. 
Alhamdulillah Senin itu Jakarta cerah. Semoga secerah masa depan saya. Aamiin :)
Saya kembali datang ke kedubes. Bertemu dengan mba yang sama. Hingga mba nya hafal nama saya. Tanpa perlu bertanya apa keperluan saya, mba nya pun sudah tau apa yang saya inginkan. Tapi, sayangnya, hari itu, keinginan saya juga belum datang. ALLAHU AKBAR!!

Saya tenangkan diri. Saya atur nafas. Saya siapkan mental saya, hati saya. Dan tissue... barangkali sisi melankolis saya akan muncul ketika itu.

Saat itu masih pagi. Sekitar pukul 10. Saya katakan pada mba nya bahwa saya akan menunggu hingga jam 1 (hingga kedubes tutup). Karena saya yakin IL saya akan datang hari itu juga. Mba itu mempersilakan saya. Ramah. Saya keluar dari kedubes. Menunggu. Di halte busway. GOR Sumantri.

Di sana. Tissue saya berfungsi :)
Hujan... Allah berikan saya kesempatan bermunajat. 3 jam saya menunggu. Saya hanya teringat Allah... Saya gak bisa mengandalkan apapun atau siapapun saat itu. Hanya Allah... Saya sudah pasrahkan semuanya. Jika memang episode kali ini memang bukan saatnya saya meraih salah satu mimpi saya itu. Saya sudah siapkan hati. Terlampau banyak pembelajaran yang Allah berikan pada saya selama berproses ini. Bukan pada saat di Rusia nya mungkin. Tapi proses penempaan diri saya yang saya syukuri. One of the most difficult experience in my life. Saya pasrah terhadap apapun keputusan Allah... Saya memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi tantangan meraih beasiswa ke luar negeri nantinya (lagi). Yaa Allah... In the past, I wasn't afraid to have dreams, even though I honestly didn't know how to realize them. But take a look today. After I exerted every effort and rounded them out with a prayer...... Hhhhhh... Allah tau yang terbaik! Saya dapatkan segalanya, pengalaman yang akan menempel seumur hidup saya. Tidak ada yang pernah benar-benar menjadi saksi keseluruhan kisah ini secara utuh. Kecuali saya dan Allah. Terjalnya hari ini. Berliku nya jalan yang harus saya lalui, membuat saya yakin, someday saya akan memiliki world class competence tapi memiliki grass roots understanding! Ya. I will. Aamiin. Allah truly is The Listener.



-bersambung-

0 komenkomen:

Post a Comment

Wow.. I love comments! you just made my day! Thanks