January 30, 2014

full of emotion -part 6-

Saya lirik jam tangan saya. Jam 12.45. Oke, saatnya kembali ke kedubes. Man jadda wajada, he who gives his all will surely succeed... Kun fayakun. Dzikir tidak terhenti dari mulut saya hingga tiba di hadapan mba itu, dan bertanya kembali. Mba itu tersenyum, "tidak ada"....


Perjalanan ini layaknya kumpulan lembaran pengalaman baru dalam hidup saya. Ketika raga saya ini menemukan sesuatu yang baru dan merasakan hal yang berbeda dari kenyamanan yang saya nikmati selama ini. Berusaha ikhlas untuk menjadi cawan yang polos dan kosong agar bisa diisi dengan anggur yang berbeda tiap momennya. Segalanya akan menciptakan inspirasi baru. Inspirasi yang akan membawa kehidupan ini semakin berwarna dan terbuka. Inspirasi yang akan membuat saya kaya akan segala pemahaman dan pengertian. 

Suatu saat mungkin saya akan merindukan perjalanan ini. Merasakan kesendirian ataupun kebahagiaan bersama. Menikmati kesedihan atau segala resiko di dalamnya. 

Allah telah menghadirkan segala rupa dunia sepaket dengan inspirasi di dalamnya. Maka hanya kumpulan orang merugi yang tidak mau memetik setiap hikmah di dalamnya. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Allah tau yang terbaik yas. Kamu mungkin yang sok tau :)

Hari itu saya pulang. Bercerita, menyakitkan, saya gak tega.... Ma, Pak, maafkan aku... jika memang anakmu ini tidak mampu mengganti keseluruhan uang yang kalian keluarkan untuk ini, maka aku berjanji, minimal aku akan menggantinya dengan doa dan prestasi... Aku akan usaha keras untuk postgraduate ku.. Untukku, untuk Allah, untuk agama, untuk bangsaku, untuk kalian... I wrote a commitment in my journal. In my heart.

Saya lewati malam itu dengan hati bergetar. Allah, securam inikah???
Entah apa yang dipikirkan oleh orang tua saya. Anaknya ini. Sungguh... 
Jujur, saya menangis menulis paragraf ini :') Haru rasanya melihat wajah Bapak saya, burat di wajahnya, tanda usianya yang tak lagi muda. Mama saya, yang tangguh luar biasa, perjuangan hidupnya jauh lebih berat dibanding saya. Mama saya, entah terbuat dari apa makhluk sesabar beliau. Oh ya tentang mama saya, mama saya ini, dari setiap rinci cerita ini, mama saya selalu memiliki firasat. Memang tidak hanya untuk cerita kali ini saja. Sejak saya kecil. Dulu, ketika rangking saya turun, mama saya punya firasat. Saat saya sakit, mama saya punya firasat. Saat saya terjatuh, mama saya punya firasat. Begitupun visa ini, sebelum keberangkatan saya ke kedubes, beberapa kali mama saya mengatakan hatinya tidak enak, tidak bisa tidur semalamam. Itu terjadi dua kali, dan kedua-duanya terjadi ketika saya mendapatkan kabar buruk menjelang deadline tiket yang sudah di issued dan re-issued. Mama saya.... misterius juga.

Malam itu saya kembali mengecek email saya.

27 Januari 2014
Ivan: This person was Ivan Titov, I was told, that your documents are already in process of making visa, not IL. So your visa will be prepared from Russia ministry side, but the problem is that your visa will be ready on 31 of January, so on 31 of January you can go to the Russian embassy with passport, and get your visa. I know that you changed your tickets to 30th of January, I told about it, but they can't do it faster, I'm really sorry, but you should consult with me about flight ticket dates before booking them... 

ALLAH...................................................................................
Perasaan marah, kesal, sedih, kecewa, lelah semuanya lebur saat itu.

Masih dengan suasana hati penuh kemarahan, saya balas email nya.

Saya: So, when I should book my ticket?

Ivan bilang tanggal 4 februari... Oke, Ivan. Terima kasih ya buat semuanya. THANKS!!!


Keesokan harinya, 28 Januari, saya merencanakan untuk datang ke kementerian. Saya ingin menjelaskan sejelas-jelasnya kepada pihak kementerian. Karena selama ini kami hanya berkomunikasi via email ataupun telepon. Saya ingin bertemu langsung, dengan Mba Ipur.

Di perjalanan, saya berpikir. Apakah bisa tiket yang sudah di re-issued ingin di re-issued kembali? Untuk etihad 50:50, saya masih ragu. Untuk aeroflot, berdasarkan keputusan yang lalu, maka (naudzubillahi...) hangus, dan saya harus mengganti uang  kemeterian, sekaligus juga saya masih harus mengupayakan tiket sendiri. Allah.. gak kuat membayangkannya.

Ignore ignore ignore... Husnuzhan! Allah sesuai prasangka hambaNya.

Diliputi rasa ragu, saya ganti arah tujuan saya. Bukan ke kementerian. Tapi kantor etihad airways (berdasarkan saran seorang teman, salah satu supporter saya deng hehe). Kantor etihad airways? Di mana itu? Wah, pokoknya saya nyasar, intinya begitu. Saya melewati halte polda metro jaya sampai 3 kali. Karena saya gak tau lokasi kantor etihad airways itu di mana. Kata teman saya, di summitmas 2. Di mana lagi itu? Dan kalian percaya nggak? Petugas-petugas transjakarta saya tanyakan satu-satu tidak ada yang tau, kecuali satu petugas yang berada di halte gelora bung karno. Oh oke, akhirnya... Summitmas 2 itu dekat dengan halte GBK. Hanya perlu berjalan beberapa menit.

Tibalah saya di sana. Tanpa babibu, saya jelaskan keperluan saya. Bisakah re-issued tiket untuk yang kedua kali. Jawabannya: bisa. Tapi kena charge. Saya tanyakan berapa charge nya. CS nya bilang bahwa jika saya membeli nya pada travel agent, maka saya harus menanyakan charge nya pada travel agent tersebut.

Oke. Saya faham. Let's go to ministry.

-bersambung-

0 komenkomen:

Post a Comment

Wow.. I love comments! you just made my day! Thanks